
Judul Buku : Bangga Menjadi Srikandi Kehutanan: Bungan Rampai Kisah Pengabdian Seorang Rimbawan
Penulis : Indriastuti
Editor : Agung Nugraha
Tahun Terbit : 2011
Penerbit : Wana Aksara
Kota Penerbit : Tangerang Selatan
Jumlah Halaman : xix+176
ISBN : 9786029605037
Sinopsis Buku :
Pengalaman selama ini membuktikan, meskipun tidak sedikit rimbawan yang memiliki kinerja dan prestasi yang membanggakan, namun sejujurnya tidaklah banyak yang memiliki kemampuan dan “keberanian” untuk menuliskan pengalaman sekaligus kiprahnya selama menjalankan profesinya. Apalagi kisah dari seorang perempuan rimbawan. Karena itu, tulisan yang tertuang dalam buku bernas berjudul “Bangga Menjadi Srikandi Kehutanan. Bunga Rampai Kisah Pengabdian Seorang Rimbawan” ini sungguh patut menjadi sebuah karya yang diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi rimbawan lain, utamanya perempuan rimbawan generasi penerus.
Buku yang ditulis oleh Indriastuti dengan pengantar Ibu Negara dan Menteri Kehutanan ini secara runut berkisah tentang perjalanan karir dan kiprah seorang birokrat perempuan rimbawan dalam mengabdi kepada masyarakat dan negara tanpa harus meninggalkan kodratnya sama sekali sebagai seorang istri dan ibu. Sejalan dengan perubahan paradigma pembangunan kehutanan, maka porsi kebijakan dan program rehabilitasi hutan dan lahan menjadi sebuah prioritas. Hal itu diikuti pula dengan upaya untuk memberdayakan kaum perempuan di sektor kehutanan melalui program pemberdayaan perempuan dalam bingkai pengarusutamaan gender. Dalam konteks tersebut, keberadaan perempuan rimbawan memperoleh ruang seluas-luasnya untuk mengaktualisasikan peran dan kontribusinya dalam pembangunan kehutanan.
Untuk membangun sebuah obyektivitas, maka disertakan kesaksian dan testimoni berbagai pihak, mulai dari pejabat struktural tertinggi Kementerian Kehutanan hingga para staf tanpa eselon, termasuk petugas keamanan dan petugas kebersihan. Juga pendapat dari para kolega di luar Kementerian Kehutanan yang mencerminkan luasnya pergaulan sang penulis, mulai dari Menteri hingga aktivis LSM. Buku ini tentu saja diharapkan juga bisa membantu memperkaya khazanah sejarah pembangunan kehutanan. Khususnya yang terkait dengan kiprah dan karya seorang Indriastuti.
Pada hakekatnya, sejarah ditulis berdasarkan cerita peristiwa masa lampau. Semua itu akan valid dan akurat tatkala situlisi oleh para pelaku sekaligus saksi peristiwa itu sendiri. Dalam konteks tersebut, tentu saja buku ini tidak berpotensi sebagai alat politik untuk menjadi sebuah pembenaran atau pemihakan atas isu atau substansi tertentu. Sesuai dengan keluguan dan kepolosan sikap sang penulis, buku ini lebih bernuansa sebagai sebuah refleksi dan pembelajaran.